Ponorogo.. Ya Ponorogo adalah kota Reog. Banyak orang yang mendengar nama Ponorogo dan yang pertama terlintas di fikirannya adalah Reog. Ya Reog, siapa sih yang nggak kenal dengan tarian yang satu ini. Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat. Penulisan Dalam Penulisan Reog sendiri memiliki singkatan R berarti Resik(Bersih) E Berati Endah(Indah) O berarti Omber G berarti Girang Gumirang
Pertunjukan reog di Ponorogo tahun 1920. Selain reog, terdapat pula penari kuda kepang dan bujang ganong. Reyog terdiri dari beberapa penari yaitu :
1. Prabu Kelono
Sewandono Prabu Kelono Sewandono ini
adalah tokoh utama dalam tari Reog Ponorogo. Beliau digambarkan sebagai seorang
Raja yang gagah berani dan bijaksana, digambarkan sebagai manusia dengan sayap
dan topeng merah. Beliau memiliki senjata pamungkas yang disebut Pecut
Samandiman.
2. Patih Bujangganong
Patih bujangganong adalah patih dari
Prabu Kelono Sewandono, merupakan tokoh protagonis dalam tarian ini. Dia
digambarkan sebagai patih yang bertubuh kecil dan pendek, namun cerdik dan
lincah. Patih Bujangganong disebut juga penthulan. Penarinya tidak
memakai baju, hanya rompi berwarna merah dan topeng berwarna merah juga.
3. Jathil
Jathil atau Jathilan adalah
sepasukan prajurit wanita berkuda. Dalam tari Reog Ponorogo, penari Jathil
adalah wanita. Mereka digambarkan sebagai prajurit wanita yang cantik dan
berani. Kostum yang dikenakan penari Jathil adalah kemeja satin putih sebagai
atasan dan jarit batik sebagai bawahan. Mereka mengenakan udheng sebagai
penutup kepala dan mengendarai kuda kepang (kuda-kudaan yang terbuat dari
anyaman bambu)
4. Warok
Warok adalah pasukan Kelono
Sewandono yang digambarkan sebagai orang yang sakti mandraguna dan kebal
terhadap senjata tajam. Penari warok adalah pria dan umumnya berbadan besar.
Warok mengenakan baju hitam-hitam (celana gombrong hitam dan baju hitam yang
tidak dikancingkan) yang disebut Penadhon. Penadhon ini sekarang juga digunakan
sebagai pakaian budaya resmi Kabupaten Ponorogo. Warok dibagi menjadi dua,
yaitu warok tua dan warok muda. Perbedaan mereka terletak pada kostum yang
dikenakan, dimana warok tua mengenakan kemeja putih sebelum penadhon dan
membawa tongkat, sedangkan warok muda tidak mengenakan apa-apa selain penadhon
dan tidak membawa tongkat. Senjata pamungkas para warok adalah tali kolor warna
putih yang tebal.
5. Pembarong
Pembarong adalah penari yang
memiliki peranan paling penting dalam tari Reog Ponorogo. Pembarong adalah
penari yang nantinya akan membawa Dadak Merak (topeng kepala singa dengan
hiasan burung merah dan bulunya di atas kepala singa) yang tingginya satu
setengah meter. Pembarong mengenakan celana panjang hitam dan baju kimplong
(baju yang hanya punya satu cantelan bahu) dan harus menggigit kayu di bagian
dalam kepala singa untuk mengangkat Dadak Merak. Seorang pembarong haruslah
orang yang sangat kuat, karena dia harus bisa menundukkan Dadak Merak hingga
menyentuh lantai dan mengangkatnya lagi ke posisi tegak. Dadak Merak disimbolkan
sebagai Singobarong, dan secara umum Dadak Merak inilah yang membuat tari Reog
Ponorogo menjadi sangat unik, karena bentuk topengnya yang sangat besar dan
khas serta adanya filosofi di dalamnya. Karena itu, pembarong benar-benar harus
memiliki keterampilan dan kemampuan yang tinggi agar bisa menghidupkan
Singobarong yang dimainkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar